Percayakah anda pada kebenaran.
Pernahkah anda merasa dihianati, ditipu bahkan dijerumuskan. Lalu dengan segala
daya upaya anda membela diri, mengatakan bahwa anda benar, bahwa anda tidak
salah, bahwa mereka yang salah. Tapi apa yang terjadi, anda tetap disalahkan
dan akhirnya anda harus menerima akibat dari semua itu, mulai dari diacuhkan
oleh teman dan rekan, tidak dipercaya dan bahkan mungkin diolok-olok.
Kemudian dalam diam anda merenung
dan mengingat kembali, dan sekarang mulai menyalahkan takdir dengan dalil kenapa ini semua harus terjadi kepada saya. Lalu
anda menuntut dan kebijaksanaan Sang Penguasa, menuntut keadilan, janji yang
kata-Nya orang benar pasti menang, yang kata-Nya kejujuran pasti menang. Namun
hingga kini masih belum ada jawaban.
Coba fikir lagi, dan apakah anda
akan mengatakan anda adalah orang pintar ketika anda belum bisa menjawab soal
dengan benar, dan apakah anda orang yang hebat tanpa melakukan hal yang luar biasa,
dan apakah anda akan mengatakan bahwa anda orang yang benar ketika anda tidak
mampu mengatakan kebenaran didalam kebatilan, dan apakah anda akan mengatakan
bahwa anda adalah orang yang jujur sebelum anda menemukan kebohongan, maka
disinilah keimanan seseorang diuji.
Sesungguhnya kebenaran tidak akan
pernah kalah, kejujuran adalah pemenangnya. Janji-Nya tidaklah ingkar bahwa
kebenaran itu pasti menang sekalipun kita diam, sekalipun kita tidak melakukan
apapun. Tapi bukan berarti kita harus menerima semua perlakuan, hinaan dan
kejahatan mereka atas kejujuran dan kebenaran kita dengan mengatakan anda
adalah pembohong. Maka inilah ujiannya.
Percayalah, kejujuran adalah
sebuah kebenaran. Kebenaran tidak butuh orang banyak untuk mengatakan itu
benar, sekalipun kebenaran itu hanya setetes dan kebohongan bagaikan selaut,
tapi kuasa-Nya meliputi segala sesuatu.
Jadi kenapa kita harus menutup
diri untuk semua kebohongan ini, mengapa kita harus menutup diri untuk semua
kejahatan ini. Apakah dengan memperoleh kekayaan yang banyak, harta yang
melimpah, makanan mewah tetapi dengan berbohong, manipulasi data, berhianat
kepada rakyat bahkan mengobral janji kesejahteraan, pemerataan bahkan anda
mendeklarasikan diri sebagai tumpuan kebenaran bagi mereka, tetapi akhirnya
anda sendiri menikmati hasil dari dusta itu.
Percayalah, mungkin tidak sekarang
atau nanti, tapi kebenaran itu pasti, pasti adanya, pasti datangnya.
0 komentar:
Post a Comment