Tuesday, 10 November 2015

Nakal Tidak Membanggakan



Sebuah realita yang seharusnya tidak patut untuk kita ceritakan, tidak patut untuk disebar luaskan, apalagi untuk dibanggakan. Tapi seakan menjadi bukti kejantanan, bahwa kenakalan adalah sebuah tanda keberanian, dan dengan banggan serta rasa gagah berani menceritakan semua yang pernah dilakukan.
Dalil utamanya adalah karena semua itu telah belalu, karena semua itu terjadi dimasa muda yang kini disambut masa tua, semua itu terjadi di sebuah tempat yang kini ditinggalkan, dan tersisa cerita serta kenangan saja.
Hal ini tidak akan jarang kita temukan, bahkan mungkin kita sendiri adalah pelakunya.
Saat kumpul-kumpul dan bercerita, secara tidak sadar malah dengan bangga kita menceritakan akan bagian dari aib sendiri. Mulai dari cerita masa muda saat hura-hura, bersenang-senang dan mabuk-mabukan menjadi hal yang biasa, bahkan pernah juga mencoba benda terlarang macam narkoba. Tidak cukup sampai disitu, saling hantam dan saling haja juga pernah, mencolong ringan juga dilakukan, mengambil hak orang tanpa peduli, menjahili kawan yang menjadi lawan. Katanya itu semangat muda.
Meski kini duduk sebagai orang yang terpandang, tapi masa itu tak patut lah untuk dibicarakan. Tapi kenyataanya, lawan bicara sangat senang mendengar cerita ini. Ia pun punya kenangan dengan tema yang sama. Dan sekarang saling gilir menceritakan tentang masa lalu yang suram. Diiringi suara kelakar tawa yang memecah keheingan. Katanya, oooh betapa bahagianya.
Tapi rupanya hal ini tidak cukup sampai disini. Yang memprihatinkan menurut saya, seakan salah didik. Orang tua, dengan rasa bangga meski terdengar sedang marah menceritakan tentang kenakalan anaknya, selalu pulan tengah malam yang tidak jelas kemana, kerjaanya hura-hura. Mugkin terdengar menghakimi, tapi kenyataan memang seperti ini.
Sekali lagi, pantaskah kita menceritakan hal ini.
Share:

0 komentar:

Post a Comment