Friday, 6 November 2015

Realita Dunia Kerja


 Perkembangan zamana semakin canggih, bahkan sekarang sudah disebut abad millennium, dunia yang modern dan canggih. Pendidikan dibuat sedemikian rupa, sekolah-sekolah dilengkapi dengan berbagai alat canggih dan lengkap untuk praktikum, kampus-kampus menjulang tinggi, luas dan besar, terkenal pula. Lulusan mahasiswanya ada dimana-mana, bahkan ada yang menjadi salah satu tokoh di Indonesia.
Namun parang pengaman pasar banyak yang berkomentar, pertumuhan SDM di Indonesia tidak seimbang dengan lapangan kerja yang disediakan.
Mungkin hal ini benar, atau mungkin orang Indonesia sendiri yang masih kurang usaha untuk cari kerja. Pengennya sih kerjanya itu harus kantoran, pake dasi, celana yang licin dan kemeja. Tapi seakan ini memperlambat untuk mendapat pekerjaan, akhirnya statusnya masih jadi pengangguran.
Orang bilang saat ini tidak mudah mencari kerja, bahkan orang berani bayar mahal untuk sebuah pekerjaan. Hal ini memang tidak salah, tapi tidak selalu benar. Yang penting usaha, selebihnya serahkan saja sama yang Kuasa.
Karena lama tidak mendapat kerja, akhirnya perasaan mulai berkata, memang susah mencari kerja, bahkan terbesit pemikiran untuk berani bayar untuk sebuah pekerjaan. Buset dah, udah sekolah jauh-jauh dengan biaya yang tidak sedikit, ee sekarang harus bayar pekerjaan. Ini adalah hal teraneh menurut saya.
Tapi sebenarnya benar kata orang, lebih susah bertahan daripada mendapatkan. Nah, sekarang untuk yang sudah bekerja, berbagai rintangan dan cobaan datang silih berganti. Mulai dari dikejar deadline laporan, belum lagi masih ada pendingan data, ocehan customer yang bikin panas kepala dan berbagai macam yang membuat seakan-akan ingin angkat tangan. Ingin rasanya segera keluar dari semua penderitaan yang seperti ini, apalagi melihat tetangga yang bekerja dengan tenang dan satai semakin membuat iri dan ingin segera angkat kaki. Tapi masalah selanjutnya adalah keman harus berlabuh lagi, apa mungkin harus terus dan terus bertahan ditempat seperti ini.
Tapi cobaan sesungguhnya adalah bukan itu. Cobaan sesungguhnya adalah godaan untuk mendapatkan uang lebih. Ada seribu satu cara untuk bisa melakukan semua itu. Mulai dari manipulasi data, belanja dengan nota kosong dan angkanya ditulis sendiri, bahkan merampas hak orang juga bisa. Dan hasilnya, bukain main. Bahkan dalam sehari bisa menghasilkan total 5 juta lebih, itu paling sedikit, kalo paling banyak, tak terhingga. Tinggal hitung aja 5 juta bagi orang yang tak seberapa. Ini permainan kelas bawah, kelas karyawan, nah bagaimana dengan bos. Kalu bos, bukan suuzon atau menjelekkan atasan, tapi ini kenyataan, permaianan mereka bisa lebih kejam dan lebih dahsyat. Bahkan saking pintarnya mereka seperti terlihat biasa saja, padahal transferan di rekening ngalir terus.
Jadi ini apa, cobaan atau godaan, terus bagaimana, harus bertahan atau keluar. Awalnya ingin memperbaiki keadaan, tapi karena terlalu banyak orang yang mempengarui, seakan seperti setitik cahaya yang diselimuti kegelapan, berusaha untuk tetap terang, tapi cahaya itu kini sudah mulai redup, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk padam.
Sempat terfikir untuk keluar dan mencari tempat lain agar tidak seperti ini, tapi apa mau dikata selain mencari tempat baru yang susah, usut punya usut disana juga sama. Sama maksudnya orang hidup juga karena ada uang gelapnya. Jadi apa yang harus dilakukan sementara ingin menjadi cahaya, bukan kegelapan. Terlebih setelah mendengar cerita dari teman, jadi semakin meyakinkan bahwa dunia ini memang fana.
Jadi tidak heran untuk para pejabat di atas sana yang sedang duduk di singgasana, kenapa mereka seperti hidup bahagia. Jangan salah, bukan curiga atau menuduh, tapi inilah fakta dan realita dunia. Bahkan saya sendiri langsung dari sumbernya pernah mengatakan bahwa ia kerap kali mengalami keadaan dan kondisi yang sama. Ada juga yang katanya seorang alim, tapi melakukan hal yang sama. Jadi tidak heran dengan dunia ini yang semakin hari semakin mendekati ajalnya.
Realita dunia kerja adalah halal haram itu beda sedikit, hanya sedikit bahkan sulit untuk membedakannya. Jadi kuatkan iman dan tetap ingan ajal, agar kita menjadi pemengan.
Satu-satunya solusi untuk semua ini adalah keluar dari tempat dan jabatan anda sekarang dan buat usaha, usaha yang halal dan berkah. IsyaAllah halal dan berkah, dan akan membuat anda kaya.

Share:

0 komentar:

Post a Comment