Saat ini, dikatakan generasi mudah terlalu arogan dan penuh tanya, kadang tidak bisa menjaga budaya dan rahasia, sehingga ketika diberikan pengajaran dan pemahaman maka ia menuntut penjelasan dan bukti.
Membandingkan generasi saat ini dan masa lalu dari segi budaya dan pengetahuan bagi saya tentu tidaklah adil. Apapun yang terjadi dalam generasi masa kini, tentu orang tua ambil andil, sadar atau tidak, langsung maupun tidak. Namun kewalahan menjawab tanya anak muda, lantas dikatakan terlalu banyak tanya atau sulit diberikan pengajaran.
Mempelajari hidup lebih jauh, kadang aku merasa orang tua banyak menyimpan rahasia tentang kehidupan. Entah mereka enggan membaginya karena generasi muda yang terlalu banyak tanya dan mereka kewalahan menjawabnya, atau generasi muda yang memang malas bertanya dan mencari ilmunya. Yang pasti, ilmu yang disimpan tidak akan berkembang, bukankah ilmu tidak akan pernah habis saat dibagikan.
Akibatnya, pelan tapi pasti terjadi pergeseran nilai-nilai kehidupan, kebudayaan dan pemikiran. Meski demikian, tidak semua pergeseran itu menuju lebih buruk sebagaimana halnya tidak semua menuju lebih baik.
Menyebar luaskan pemikiran dan pemahaman orang tua jaman dulu, sebagian generasai saat ini berkata itu terlalu lama, kolot atau jadul, sudah tidak relevan lagi dengan keadaan bahasanya. Disaat yang sama bisa saja orang tua berkata anak sekarang terlalu naif dan sok pintar atau sok bijak. Akan tetapi menyimpan hal itu pun tentu sama saja dengan menghakhirinya, tidak akan ada lagi budaya dan kebiasaan yang seperti dulu, penuh petuah dan pengajaran.
Kita memang harus berkembang, tidak boleh stuck atau diam pada suatu pemahaman atau pengajaran. Tidak ada alasan bagi orang tua untuk berkata sudah mengajari generasi muda atau terserah mereka mau pecaya atau memakai pengajaran nilai-nilai kemanausiaan yang diajarkan atau tidak oleh pendahulunya. Yang pati masalah adalah ketika keduanya tidak penah duduk bersama dan membahasnya.
0 komentar:
Post a Comment