Masih menghayalkan suatu hari nanti ente akan menjadi pegawai, dengan jabatan yang tidak biasa, duduk didalam kursi putar ruang sendiri, khusus, full ac, bahkan full ladys. Setiap hari atar jemput, kemana-mana selalu memakai sopir pribadi, rumah dimana-mana, selingkuhan sebagai selingan hidup dimana-mana, istri hanya sebatas formalitas saja, tak ubahnya agama hanya untuk memenuhi sebuah form pengajuan KTP saat pembuatannya saja. Terlihat sangat enak, sangat membahagiakan. Dan mungkin memang sangat enak, sangat membahagiakan bagi mereka yang memang benar-benar menikmati dunia yang seperti itu. Dan kurang lebih, dunia yang seperti inilah yang akan ente hadapi jika menjadi orang besar nanti.
Mungkin saja saat ini ente masih bilang “ane orang setia, no drug, no alcohol, no ladys, no money”, ane akan meng amiiiiiiiiin-kan. Tapi sangat sulit untuk bisa menolak situasi seperti ini, terlebih jika iman kita masih kurang, apa lagi masih belajar. Jadi ane akan memberi ente gambaran tentang dunia orang besar lagi nih pada kesempatan ini. Dan ini bukanlah ceramah, ingat, ini bukan ceramah, hanya ingin bercerita saja.
1. Kerjasama
Yang kita lihat selama ini adalah mereka bilang kerja sama. Dimana kerja sama yang dimaksud disini adalah kerja sama didalam hal pembagian keuntungan. Dan mereka para orang besar, para pejabat dan petinggi baik negera, politisi atau perusahaan akan selalu mencari cara agara mereka tidak kebagian kerugian atau kesusahaannya. Apa ini arti kerja sama yang sesungguhnya, hanya berbagi untungnya saja.
Bisa kita lihat. Didalam sebuah proses, didalam pengurusan sebuah perijinan, pengajuan sebuah dokumen atau penandatanganan sebuah kontrak, jika kita berbicara sebuah aturan, sebenarnya jika semua persyaratan lengkap hal ini tidak sulit. Tapi hal ini bisa jadi sulit ketika ada syarat yang kurang. Dan disini kita akan meminta sebuah kebijakan, tapi kebijakan yang diturunkan seperti berbelit-belit dan tidak karuan, tidak menentu arah dan mengambang atau menggantung. Seperti dipersulit dan terus dipersulit.
Lalu muncul sebuah statement perbandingan, membandingkan era kempemimpinan yang baru dengan yang sebelumnya. Katanya untuk dokumentasi dan bukti, dan semua dokumen harus jelas. Tapi ternyata ada niat tersembunyi dibalik semua itu. Lagi-lagi uang menjadi masalahnya, dimana kerjasama didalam pembagian keuntungannya kurang.
2. Pertemanan atau Rekan
Yang saya tau jika kita teman atau rekan apalagi kita adalah sebuah lembaga atau perusahaan mengadakan kerjasama, maka akan ada kebijakan yang diperuntukkan dimana kita tidak perlu melalui procedure normal. Jika memang harus melalui procedure normal, lalu apa arti kerja sama.
Ternyata pertemanan yang selama ini kita lihat, mereka selalu duduk bersama, mereka selalu foto bareng dan tanda tangan dengan jaz hitam dan rapinya, setiap rapat dan pertemuan selalu duduk berdapingan, tiada lain dan tiada bukan uang menjadi alasan mereka untuk tetap bersama dan tetap tersenyum.
Bahkan untuk beberapa pejabat dan elit yang jujur mengatakan, untuk apa aku berteman atau duduk bersama dengan dia, sedang aku tidak akan pernah mendapatkan keuntungannya. Apakah ini arti sebuah pertemanan yang sesungguhnya. Dan inilah yang terjadi di dunia kalangan elite.
3. Selalu terlihat mudah
Ini dia, bagi mereka yang mampu membayar semua ini akan selalu terlihat mudah. Katanya karena akrab, teman atau semacamnya. Tapi arti sebuah pertemanan sudah ane gambarkan. Lalu katanya kerjasama, atau apa lagi.
Kalau kita perhatikan, didalam film-film dengan penjahat yang hebat, uang selalu menjadi tujuan mereka. Kenapa harus uang, uang memang tidak bisa memberi mereka apapun yang mereka inginkan, tapi uang bisa memberi mereka akses apapun dan kemanapun. Itulah uang.
Sangat menakjubkan bukan.
Inilah yang terjadi di dunia para elite dan para petinggi entah politik atau perusahaan. Dan hal semacam ini hampir pasti akan dijumpai oleh setiap orang besar.
0 komentar:
Post a Comment