Sementara itu, air mata Putri perlahan jatuh membasahi pipinya. Ia
terpaksa mengatakan semua ini, ia tidak ingin membuat semua ini menjadi semakin
sakit. Ia lebih memilih untuk sakit sekarang dan selesai ketimbang ia harus
menahan rasa sakit ini lebih lama.
Ismail benar-benar tidak percaya dengan semua yang dikatakan Putri.
Ia tidak percaya, air mata itu adalah bukti baginya bahwa semua ini tidak
benar. Pasti ada yang salah.
Rindu Yang Terlarang Part 3
“Aku tidak percaya Put, aku tidak Percaya. Aku tau kau mencitai aku.
Air matamu adalah bukti kebohonganmu”
Putri berusaha menahan rasa sedihnya agar bisa menjelaskan semua
yang terjadi. Tapi rasa ini telah membawa ia terlalu jauh, rasa sakit itu
membuat ia tidak mampu mengendalikan emosinya. Sedang Ismail masih belum bisa
menerima semua ini. Ia masih menuntuk kepastian.
“Kalau memang seperti ini, beri aku alasan kenapa kamu tidak
mencintai aku Put. Beri aku alasan kenapa air mata itu harus keluar. Sebab jika
tidak, aku tidak akan pernah percaya bahwa kau tidak mencintai aku” pinta
Ismail.
“Kamu terlambat Ismail, kamu terlambat” Putri mencoba memenangkan
dirinya dan menceritakan kisahnya.
“Kamu terlambat. Akupun sangat menyesali akan hari ini, aku juga
sangat menyesali perkataanmu hari ini. Kenapa baru sekarang, kenapa…??” Putri
kemabli meneteskan air matanya “Kenapa kamu mengatakan semua ini sekarang.
Bahkan kenapa tidak sejak awal, kenapa tidak tiga tahun yang lalu.
“Kalau saja waktu dapat diputar kembali, tentu semua ini tidak akan
berakhir seperti ini. Kalau saja kau mengatakan hal ini tiga tahun yang lalu,
tentu hari-hariku akan lebih membahagiakan. Andai saja kau mengatakan ini lebih
awal, aku pasti akan sangat bahagia”
“Loh, memangnya kenapa Put. Bukankah kita setiap hari bersama, dan
tidak kubiarkan laki-laki lain menggodamu. Aku memang sengaja mengatakan semua
ini hari ini agar kita bisa terus bersama, karena aku tidak ingin berpisah
denganmu, karena aku tidak ingin kehilanganmu”
“Kamu tidak mengerti Ismail. Setiap hari kita memang selalu bersama
dan itu adalah menjadi hari terindah buatuku, tapi itu saat kita disekolah
saja. Dan setelah itu, kita tidak bersama lagi. Lalu apakah kamu tau, apakah
kamu yakin dengan aku diluar sana. Kamu itu hanya mengenal aku saat disekolah
saja, kamu juga bisa menjaga aku saat disekolah saja. Lalu apa kamu yakin
diluar sana aku benar-benar bisa aman tanpamu, apak kamu yakin persaanmu itu
bias menjagaku diluarsana.
“Hampir setiap hari aku berharap, hampir setiap hari aku bermimpi
dan setiap hari pula aku menunggu. Aku menunggu ada orang yang akan menyatakan
cintanya kepadaku, dan aku sangat mengarapkan cinta itu datang darimu. Setiap
hari aku sakit Ismail, aku sakit menunggu cintamu berlabuh padaku.
“Setiap kali aku melihat engkau duduk dengan cewek lain, aku
berpaling karena aku sakit melihatnya. Setiap hari saat aku tidak bersamamu aku
selalu menunggumu untuk menghampiri aku. Tapi kau datang seperti semaumu, kau
datang saat kamu mau dan kau pergi begitu saja. Aku capek, aku lelah seperti
ini.
“Hingga pada suatu hari seseorang datang kepadaku. Seseorang
berbicara panjang denganku, terlebih saat aku kecewa karena kau tidak
bersamaku, aku kecewa karena engaku belum mengatakan cintamu padaku.
“Orang itu mengatakan dengan tulus mencintai aku, dia mengatakannya
dengan tulus. Karena kupikir kamu tidak mencintai aku, maka aku menerimanya.
Awalnya aku menerima dia mungkin sebagai pelampiasan saja, karena aku kecewa
kamu tidak memberikan cinta yang aku harapkan. Tapi lambat laun, aku mulai
menikmati cinta itu dan aku juga bisa merasakan ia memang benar-benar mencintai
aku.
“Hingga aku yakin dia benar-benar mencinati aku sendang kamu belum
mengatakan apapun padaku. Aku tidak ingin terbuai dalam angan-angan tak pasti.
Aku kira persaan yang aku rasa ini hanya aku yang merasakan, aku kira semua
persaan ini tidak kamu rasakan juga.
“Laki-laki itu datang untuk meminangku. Beberapa kali aku mengatkan
aku belum siap, tapi ia terus mencoba. Ia terus dan terus berusaha meraih
jawaban pasti dariku. Akupun masih berharap agar engaku bisa merubah semua ini.
Tapi itu sepertinya masih angan semata yang tidak tau kepastiannya.
“Karena aku juga mencintai laki-laki itu, akhirnya aku
menyanggupinya. Aku menerima pinangannya. Dan kamipun akan melakukan ini lebih
serius. Aku akan menikah Ismail. Aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf”
Ismail hanya bisa terdiam dan menyadari kesalahannya setelah
mendengar penjelasan Putri. Ia pun menyadari akan kesalahannya. Ia tidak bisa
menyalahkan Putri, ia bahkan mengutuk dirinya sendiri, ia amat menyesali kisah
cintanya. Kisah cinta pertamanya.
Bersambung>>

0 komentar:
Post a Comment