Sunday, 8 January 2017

Sejarah Yang Terlupakan



Saya bukannya ingin berpolitik, tapi saya juga tidak ingin tinggal diam dan hanya menonton saja tentang apa yang terjadi di Negara kita ini. Mungkin saya bukan ahlinya, tetapi inilah yang bisa saya pelajari. Jika di tanya mengapa dan kenapa, ada banyak sekali penyebab. Kekurangan kita didalam bernegara ini memang sangat banyak, mulai dari hukum gigi taring yang menghadap bawah, pemerintah kurang perpihak, hukum dapat dibeli dan banyak sekali jikalau kita bicara kejelekan Negara ini. Tetapi masalah itu semua juga dialami oleh negara-negara lain. Lalu kenapa meski demikian, mereka tetap bisa menjadi negara yang maju, besar dan disegani dunia, sedangkan kita bahakan dari tahun ke tahun seperti kwalitas negara kita menurun.
Bahkan melihat dari sisi dunia lain pun ikut berkomentar tentang keadaan ini. Mulai dari nama Negara yang tidak cocok dan harus dirubah, menunggu datangnya sang pemimpin yang telah diramalkan dan lain sebagainya. Tapi untuk semua kasus ini, saya sendiri kurang yakin.

Satu hal yang saya merasa kehilangan adalah jati diri didalam ber-Negara. Jujur saja, saya sendiri bahkan tidak begitu mengenal Negara saya sendiri. Lalu bagaimana saya bisa merasa sayang dan setia kepada Negara ini jikalau saya tidak mengenal baik Negara ini. Bukankah kata mereka “Sebelum Anda mengenal orang lain, kenalilah dirimu sendiri” dan saya rasa dialam bernegara “Sebelum Anda mengenal negara orang lain, kenalilah Negaramu sendiri”.
Saat ini, generasi muda lebih bangga menggunakan merek-merek luar negeri, mengkonsumsi produk luar negeri, berbicara dengan bahasa luar negeri yang bukan termasuk salah satu dari bahasa Indonesia, penampilan, design rumah, culture, budaya dan lain sebagainya, seakan-akan semua berkiblat ke luar negeri. Saat ini sedang marak-maraknya dibuat rumah ala EROPA, pakaian ala AMERICA, makanan menu WESTEREN dan masih banyak lagi. Dimana Indonesia??
Sejarah, pernahkan Anda melihat di toko buku, lebih banyak mana yang mengulas tentang Negara ini, orang luar atau orang lokal? Dari hasil pengamatan saya sendiri, 3 berbanding 7 lebih banyak pengarang luar. Siapa mereka, dari mana mereka, bagaimana mereka tahu tentang Negara ini? Sekalipun mereka menjadi bagian dari sejarah, yang jelas yang saya tahu sebagai generasi saat ini dengan bukti yang saya lihat adalah orang tersebut lebih mengenal Negara ini dari pada orang-orang lokal, penduduk pribumi sendiri.
Apa kabarnya sejarah kita saat ini.
Itulah yang membedakan kita dengan negara-negara maju dan besar diluar sana. Mereka juga negara yang memiliki banyak kasus kejahatan, bahkan para penjahat mereka lebih profesional dan canggih, koruptor mereka sedikit tapi saat mereka korup sangat banyak sekali. Tapi mereka sangat mengenal dan menjunjung sejarah mereka. Sedang kita, masihkah saya harus bertanya.
Lalu apa yang harus kita lakukan, entahlah. Jika Anda bangga menjadi orang Indonesia, maka sederhana saja, tujunkan bahwa saya orang Indonesia dan jangan biarkan Negara ini dilecehkan. Kita beda karena kita memang berbeda, tidak mesti harus sama dengan mereka. Jauh lebih dalam lagi, kenapa mesti malu dengan suku, ras, bahasa, budaya dan dari mana kita berasal?
Dan pemerintah, tentu juga harus berperan aktif dalam melestarikan dan menumbuhkan rasa cinta Negara mungkin dengan melestarikan dan mengabadikan sejarah Negara ini. Pemerintah harus terlibat, karena bagaimana pun juga ia bertanggung jawab atas negara ini.
Jangan samapi sejarah Negara ini dilupakan dan menjadi cerita dongeng belaka.
Share:

0 komentar:

Post a Comment