Thursday, 12 January 2017

Love vs My Love



Aku punya cerita cinta. Katanya, salah satu syarat jika kalian ingin memiliki hubungan rumah tangga yang harmonis adalah harus memiliki rumah sendiri. Mungkin dari sisi wanita akan setuju 99%, sedang 1% wanita yang kurang setuju dengan hal ini karena ia ingin kerja keras.
Sebenarnya, dari sisi yang berlawanan juga sama, bahkan saya pernah dikasi tau oleh seorang yang berpenidikan, bahwa ketika menikah, yang pertama kali harus difikirkan adalah rumah untuk yang tidak memiliki rumah. Siapapun juga pasti akan setuju  dengan hal ini, saya rasa kurang lebih seperti itu.
Tapi bagaimana dengan pernyataan SYARAT HARMONIS SEBUAH RUMAH TANGGA ADALAH MEMILIKI RUMAH SENDIRI, saya amat sangat kurang setuju dengan hal ini. Karena,
kenyataan yang saya lihat, tidak selamanya rumah itu bisa memberikan kebahagiaan, bahkan ada beberapa yang saya temukan rumah menjadi bencana didalam rumah tangga itu sendiri. Sering pula saya mendapat sebuah keluarga yang memiliki masalah yang sama, yaitu harta waris.
Saya percaya, rejeki, jodoh dan mati sudah ditentukan. Lalu kenapa harus susah memikirkan rumah yang merupakan rejeki. Bahkan tidak banyak orang terlebih para wanita yang menargetkan diri bahwa syarat ia akan menikah dengan seorang lelaki adalah punya rumah sendiri. Ada pula pria yang mensyaratkan diri bahwa ia akan menikah saat ia punya rumah sendiri.
Yang saya temukan sejauh ini adalah, pria yang berhasil memiliki rumah sendiri, memiliki pekerjaan tetap dan akhirnya menikah adalah pria yang rata-rata berumur sudah jauh dari kata matang untuk menikah. Bagaimana tidak, rata-rata dari pria yang seperti ini adalah pria yang berumur hampir tiga puluh bahkan lebih dari tiga puluh tahun.
Dari sisi wanita, ada wanita yang juga sama yaitu terlalu tua bisa menikah karena memiliki target yang tinggi. Tetapi banyak juga wanita yang menikah muda dengan pria yang punya rumah sendiri, saya prianya sudah jauh lebih tua, bahkan selisih diatas 7 tahun sampai sepuluh tahun.  Bisa kalian bayangkan, lelaki tua dengan wanita muda, atau wanitanya tua dan lelakinya tua. Sungguh, kenikmatan dunia yang ditunda-tunda.
Saya sendiri tidak pernah menargetkan rumah menjadi syarat untuk menikah. Karena kenyataan yang saya lihat, banyak dari mereka yang menargetkan rumah namun pada akhirnya dapurnya mampet, atau dapur lancar, lelaki punya pekerjaan tetap tetapi wanita hanya diam dirumah dan mulai bosan. Ada juga yang rumah bagus, lelaki berpenghasilan, wanita karir, dan akhirnya mereka sibuk dengan karir masing-masing. Hal-hal sekecil ini bisa jadi pemicu retaknya sebuah rumah tangga.
Setidaknya punya investasi yang baik, memiliki usaha sendiri dan lancar, sehingga dapur bisa ngepul adalah target saya. Kemudian rumah, menurut saya akan lebih terasa indah, lebih terasa nikmat, lebih terasa mesra apabila itu bisa dibangung dengan landasan kerja keras bersama dengan alas cinta sejati.
Wanita, inilah cinta sejati.
Bersama dan bersama, suka dan duka.
Share:

0 komentar:

Post a Comment