Aku punya cerita cinta. Katanya,
salah satu syarat jika kalian ingin memiliki hubungan rumah tangga yang
harmonis adalah harus memiliki rumah sendiri. Mungkin dari sisi wanita akan
setuju 99%, sedang 1% wanita yang kurang setuju dengan hal ini karena ia ingin
kerja keras.
Sebenarnya, dari sisi yang
berlawanan juga sama, bahkan saya pernah dikasi tau oleh seorang yang
berpenidikan, bahwa ketika menikah, yang pertama kali harus difikirkan adalah
rumah untuk yang tidak memiliki rumah. Siapapun juga pasti akan setuju dengan hal ini, saya rasa kurang lebih
seperti itu.
Tapi bagaimana dengan pernyataan
SYARAT HARMONIS SEBUAH RUMAH TANGGA ADALAH MEMILIKI RUMAH SENDIRI, saya amat
sangat kurang setuju dengan hal ini. Karena,
kenyataan yang saya lihat, tidak
selamanya rumah itu bisa memberikan kebahagiaan, bahkan ada beberapa yang saya
temukan rumah menjadi bencana didalam rumah tangga itu sendiri. Sering pula
saya mendapat sebuah keluarga yang memiliki masalah yang sama, yaitu harta
waris.
Saya percaya, rejeki, jodoh dan
mati sudah ditentukan. Lalu kenapa harus susah memikirkan rumah yang merupakan
rejeki. Bahkan tidak banyak orang terlebih para wanita yang menargetkan diri
bahwa syarat ia akan menikah dengan seorang lelaki adalah punya rumah sendiri.
Ada pula pria yang mensyaratkan diri bahwa ia akan menikah saat ia punya rumah
sendiri.
Yang saya temukan sejauh ini
adalah, pria yang berhasil memiliki rumah sendiri, memiliki pekerjaan tetap dan
akhirnya menikah adalah pria yang rata-rata berumur sudah jauh dari kata matang
untuk menikah. Bagaimana tidak, rata-rata dari pria yang seperti ini adalah
pria yang berumur hampir tiga puluh bahkan lebih dari tiga puluh tahun.
Dari sisi wanita, ada wanita yang
juga sama yaitu terlalu tua bisa menikah karena memiliki target yang tinggi.
Tetapi banyak juga wanita yang menikah muda dengan pria yang punya rumah
sendiri, saya prianya sudah jauh lebih tua, bahkan selisih diatas 7 tahun
sampai sepuluh tahun. Bisa kalian bayangkan,
lelaki tua dengan wanita muda, atau wanitanya tua dan lelakinya tua. Sungguh,
kenikmatan dunia yang ditunda-tunda.
Saya sendiri tidak pernah
menargetkan rumah menjadi syarat untuk menikah. Karena kenyataan yang saya
lihat, banyak dari mereka yang menargetkan rumah namun pada akhirnya dapurnya
mampet, atau dapur lancar, lelaki punya pekerjaan tetap tetapi wanita hanya
diam dirumah dan mulai bosan. Ada juga yang rumah bagus, lelaki berpenghasilan,
wanita karir, dan akhirnya mereka sibuk dengan karir masing-masing. Hal-hal
sekecil ini bisa jadi pemicu retaknya sebuah rumah tangga.
Setidaknya punya investasi yang
baik, memiliki usaha sendiri dan lancar, sehingga dapur bisa ngepul adalah
target saya. Kemudian rumah, menurut saya akan lebih terasa indah, lebih terasa
nikmat, lebih terasa mesra apabila itu bisa dibangung dengan landasan kerja
keras bersama dengan alas cinta sejati.
Wanita, inilah cinta sejati.
Bersama dan bersama, suka dan
duka.
0 komentar:
Post a Comment