Disebuah pantai dengan pemandangan yang indah, suasana hari yang
amat cerah. Sekumpulan siswa siswi sedang mengadakan acara pelepasan untuk
mereka yang akan meninggalkan sekolahnya satu minggu lagi. Diantara hiruk pikuk
dan suasana canda tawa tersebut, telihatlah seorang anak lelaki yang sedang
merencanakan sesuatu. Mereka masih memiliki waktu untuk bersama selama satu
minggu ke depan, setelah itu entah apa yang akan terjadi.
Diantara cerahnya suasana siang hari, mereka yang lain sedang sibuk
menyenangkan hatinya, sedang seorang sedang sibuk menenangkan hatinya. “Entah bagaimana aku harus mengatakan semua
ini” fikirnya. Ia terus mencari waktu yang tepat.
“Pertama aku harus
meyiapkannya didalam tasku, kemudian aku akan mengajak dia jalan. Dan setelah
itu aku harus mengatakannya. Aku harus berani, aku harus bisa” fikir Ismail. Rupanya Ismail sedang menyiapkan rencana untuk
mengatakan isi hatinya kepada seseorang. Dan orang yang dia tuju sedang duduk
bersama temanya. Dia adalah Putri, seorang gadis yang membuatnya berpaling
sejak pertama kali ia melihatnya, tepatnya tiga tahun silam saat mereka
memasuki kelas pertama.
Ismail pun memulai langkahnya, ia menguatkan tekanya. Ini akan
menjadi cerita pertamanya tentang cinta. Ia mencoba mengabaikan semuanya,
serasa detak jantungnya terdengar bak genderang perang yang bertabuh. Ia
menjadi sangat peka terhadap semua bunyi dan bisikan desas desus setiap orang
yang ia lewati. Rasanya seperti semua mata dan pembicaraan tertuju padanya.
Sementara Putri sedang duduk dan bercanda dengan teman-temannya
dipasir pantai, ia dating dan berbicara kepadanya.
“Put, boleh minta waktumu sebentar”
“Ya Mail, ada ada, kayaknya serius banget ?!” ia menghentikan tawa
kecilnya dan matanya tertuju pada Ismail.
“Ada hal penting yang mau aku sampaikan”
“Ciye ciyeee, kayaknya ada yang lagi serius nih” kata salah seorang
dari diantara mereka yang sedang duduk disana.
“Ah kamu nih, ada-ada aja. Ya udah, aku tinggal dulu ya sebentar,
aku sama Ismail dulu. Kalian lanjut aja”
“Oh ya, tidak apa-apa. Kalian baik-baik ya”
Dan Ismail mengulurkan tanggannya untuk mengankat Putri. Merekapun
berjalan menyusuri pantai.
“Ada apa mail, begitu pentingkah yang akan kau katakana ?!”
“Iya Putri, ini sangat penting. Ini mengenai masa depanku”
“Loh, memangnya kenapa ?”
“Nanti kamu akan tahu, jadi kamu harus ikut bersamaku”
Mereka adalah dua teman yang akrab, bahkan apapun mereka selalu
bersama. Disekolah, mereka dikira pacaran saking dekatnya. Tidak jarang pula
Putri menggandeng tangannya Ismail kalau mereka berjalan berdua. Disekolah
sendiri, tidak ada yang berani menggangu Putri karena mereka mengira Ismail
adalah pacarnya putri. Bahkan beberapa teman kelasnya mengira bahwa mereka
pacaran. Merupakan hal yang jarang melihat mereka tidak bersama.
Bersambung
0 komentar:
Post a Comment