Friday, 12 February 2016

Rindu Yang Terlarang Part 1



Disebuah pantai dengan pemandangan yang indah, suasana hari yang amat cerah. Sekumpulan siswa siswi sedang mengadakan acara pelepasan untuk mereka yang akan meninggalkan sekolahnya satu minggu lagi. Diantara hiruk pikuk dan suasana canda tawa tersebut, telihatlah seorang anak lelaki yang sedang merencanakan sesuatu. Mereka masih memiliki waktu untuk bersama selama satu minggu ke depan, setelah itu entah apa yang akan terjadi.

Diantara cerahnya suasana siang hari, mereka yang lain sedang sibuk menyenangkan hatinya, sedang seorang sedang sibuk menenangkan hatinya. “Entah bagaimana aku harus mengatakan semua ini” fikirnya. Ia terus mencari waktu yang tepat.
“Pertama aku harus meyiapkannya didalam tasku, kemudian aku akan mengajak dia jalan. Dan setelah itu aku harus mengatakannya. Aku harus berani, aku harus bisa” fikir Ismail. Rupanya Ismail sedang menyiapkan rencana untuk mengatakan isi hatinya kepada seseorang. Dan orang yang dia tuju sedang duduk bersama temanya. Dia adalah Putri, seorang gadis yang membuatnya berpaling sejak pertama kali ia melihatnya, tepatnya tiga tahun silam saat mereka memasuki kelas pertama.
Ismail pun memulai langkahnya, ia menguatkan tekanya. Ini akan menjadi cerita pertamanya tentang cinta. Ia mencoba mengabaikan semuanya, serasa detak jantungnya terdengar bak genderang perang yang bertabuh. Ia menjadi sangat peka terhadap semua bunyi dan bisikan desas desus setiap orang yang ia lewati. Rasanya seperti semua mata dan pembicaraan tertuju padanya.
Sementara Putri sedang duduk dan bercanda dengan teman-temannya dipasir pantai, ia dating dan berbicara kepadanya.
“Put, boleh minta waktumu sebentar”
“Ya Mail, ada ada, kayaknya serius banget ?!” ia menghentikan tawa kecilnya dan matanya tertuju pada Ismail.
“Ada hal penting yang mau aku sampaikan”
“Ciye ciyeee, kayaknya ada yang lagi serius nih” kata salah seorang dari diantara mereka yang sedang duduk disana.
“Ah kamu nih, ada-ada aja. Ya udah, aku tinggal dulu ya sebentar, aku sama Ismail dulu. Kalian lanjut aja”
“Oh ya, tidak apa-apa. Kalian baik-baik ya”
Dan Ismail mengulurkan tanggannya untuk mengankat Putri. Merekapun berjalan menyusuri pantai.
“Ada apa mail, begitu pentingkah yang akan kau katakana ?!”
“Iya Putri, ini sangat penting. Ini mengenai masa depanku”
“Loh, memangnya kenapa ?”
“Nanti kamu akan tahu, jadi kamu harus ikut bersamaku”
Mereka adalah dua teman yang akrab, bahkan apapun mereka selalu bersama. Disekolah, mereka dikira pacaran saking dekatnya. Tidak jarang pula Putri menggandeng tangannya Ismail kalau mereka berjalan berdua. Disekolah sendiri, tidak ada yang berani menggangu Putri karena mereka mengira Ismail adalah pacarnya putri. Bahkan beberapa teman kelasnya mengira bahwa mereka pacaran. Merupakan hal yang jarang melihat mereka tidak bersama.

Bersambung
Share:

0 komentar:

Post a Comment