Tuesday, 23 February 2016

Ajarakan Aku Cara Menagih Hutang Yang Baik dan Benar



Salah satu kelemahanku adalah aku tidak bisa bilang tidak, tepatnya sulit untuk bilang tidak jika aku memang punya, apapun itu. Muangkin kata romantisnya adalah aku tidak bisa atau tidak terbiasa untuk berbohong. Dan begitu juga saat seseorang sedang membutuhkan, terlebih aku sedang memiliki, maka sulit untukku mengatakan tidak bisa atau tidak ada.
Ini cerita pribadi saya. Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi dalam hidup saya, tapi seperti tidak jera atau kata bodohnya tidak bisa belajar dari kejadian sebelumnya sehingga saya masih terjatuh dilubang yang sama.

Dalam beberapa kesempatan orang-orang didekatku datang kepadaku untuk meminta bantuanku. Ya, mereka ingin meminjam uang. Memang, jika aku sedang tidak memiliki uang itu aku bilang tidak ada, tapi saat aku sedang punya sulit untukku mengatakan tidak bisa atau tidak ada. Dan aku juga harus tau untuk apa uang yang akan dia pinjam ini. Jika memang tidak jelas untuk apa, sebisa mungkin aku ngeles agar aku tidak memberikan pinjaman. Tapi jika ia terus-terusan meminta dengan alasan yang sangat penting meskipun ia tidak mengatakan apa itu, masih sulit bagiku untuk mengatakan tidak bisa. Apalagi jika ia mengatakan sudah seharian ini tidak maka atau untuk sebuah kebutuhan yang sangat mendesak.
Alhasil aku memberi pinjaman kepada mereka. Besarnya pinjaman bervariasi, intinya adalah diatas 100rb. Kalau mungkin 100rb saja, mungkin tidak apa bagi sebagian orang, tapi jika 100rb tapi diminta 5 kali, apa mungkin kita akan bilang tidak apa-apa.
Jujur, bukan bermaksud merendahkan mereka. Sejak saat pertama kali memberi pinjaman itu, belajar dari pengalaman sebelumnya, aku tidak pernah memikirkan untuk uang itu dikembalikan. Karena aku sangat kasihan melihat mereka, terlebih juga karena mereka adalah orang-orang yang dekat denganku, apalagi aku sendang punya, aku kira mengembalikan tepat waktu setidaknya adalah bentuk terimakasih yang ia berikan untukku. Tapi kalau memang dia tidak bisa mengembalikan tepat waktu, setidaknya dia bisa mengatakan itu dan ingat dengan hutangnya, aku kira demikian cara ia menghargai hutangnya.
Tapi ketika hari yang dijanjikan datang, mereka yang pernah datang kepadaku seperti menghilang atau sembunyi dibalik celah bumi. Bahkan ada juga yang mereka sebisa mungkin menghindar dariku agar tidak bertemu denganku agar aku tidak menagihnya. Ayo lah kawan, kalian tau siapa aku. Aku bukan tipe orang yang memaksa, jika memang kalian tidak bisa membayar katakana saja. Karena sejak pertama kali aku memberikan pinjaman itu, aku sudah tidak pernah memikirkan agar pinjaman itu kembali padaku. Tapi jika pun itu kemabli, aku sangat menghargai itu.
Dari sekian banyak yang telah meminjam kepadaku, aku tidak ingat berapa yang pernah aku tagih. Mungkin salahku karena aku tidak menagihnya. Aku juga mungkin kurang usaha karena tidak mencari dan mengejar mereka. Tapi bukankah aku pernah katakana bahwa inilah kelemahanku, aku tidak bisa setega itu untuk memburu dan mencari kalian, menanyakan kapan dan kapan untuk melunasi hutang itu.
Jika memang lebih baik, katakana saja kalian tidak bisa membayarnya. Maka akan kuberikan senyum untukmu dan kita bisa bersama kembali. Jangan kalian takut dan lari yang menyebapkan kalian tidak ingin bertemu bahkan berhubungan denganku.
Jika kalian lebih tahu, tolong ajarakan aku cara menagih hutang yang lebih baik dan  benar agar tidak menyakiti mereka.
Untuk sahabat yang terlupakan.
Share:

0 komentar:

Post a Comment