Indahnya dunia
seakan membutakan terhadap kehidupan sesungguhnya. Bahkan kita manusia telah
ditipu daya dengan segala keindahan dunia. Dalam ruang waktu, kita bertempur
dengan waktu untuk menggapai suatu tujuan, mengharapkan sebuah puncak kejayaan,
dengan harapan bisa menciptakan kebahagiaan.
Dalam agama
(Islam), sebenarnya waktu telah diatur sedemikian rupa, sebaik mungkin dan
sesempurna mungkin. Bukankah Dzat Penguasa alam adalah Maha Bijakasana. Waktu
yang ditetapkan pun demi meraih kebahagiaan baik didunia maupun diakhirat
kelak.
Namun demikian,
manusia seperti menyeting ulang waktu dengan versinya sendiri. Padahal itu
tidak akan pernah membuatnya bahagia. Berusaha menciptakan alasannya sendiri
untuk menyangkal ketetapan Sang Pencipta.
Jam 8 pagi hingga
jam 10 sebenarnya adalah waktu yang sangat ideal, yang afdol untuk bermunajat
kepada Allah, memohon kemudahan rizki dengan keberkahannya. Tapi kebanyakan
kita mengatakan waktu itu adalah masih waktu belajar, belum istirahat. Jam
tersebut adalah jam sibuk, banyak pembeli yang datang. Jam tersebut adalah jam
dimana penerbangan sedang berlangsung. Inilah bentuk alasan yang kita ciptakan.
Bukankah anda sendiri yang menyetting waktu untuk kesibukan tersebut demi
meraih dunia, lalu kenapa anda tidak bisa menyetting-nya untuk meraih
keberkahan dunia.
Jam 12 siang
adalah jam untuk solat zuhur, salah satu solat wajib. Tapi di jam tersebut
lagi-lagi dengan alasan masih jam sibuk, sedang ada rapat, masih didalam kelas,
tinggal satu penerbangan lagi atau masih banyak pembeli. Sekali lagi bukankah
waktu anda yang seting sendiri. Lalu kenapa anda mengabaikan kewajiban kita
sebagai manusia demi urusan dunia yang belum tentu membuat anda bahagia.
Waku ashar, waktu
magrib, bahkan waktu isa, kebanyakan dengan alsan yang sama. Masih ada kerjaan,
masih on duty, masi on air, masih live dan masih banyak lagi alasan yang
menurut kita sangat penting untuk mengabaikan kewajiban kita.
Akibat dari
kesalahan managemen waktu ini adalah banyak dari kita manusia yang kaku
terhadap hal tersebut. Setingan waktu kesibukan urusan dunia masih banyak yang
berbenturan dengan urusan dunia yang mengakibatkan kewajiban menjadi nomor dua.
Sekali lagi kalau kita bicara alasan kenapa anda belum solat, kenapa anda tidak
duha’ maka akan banyak sekali alasan-alasan professional untuk itu. Sekali
lagi, bukankah kita sendiri yang menyetting waktu itu, lalu kita sendiri
jugalah yang membuat alsan untuk mengabaikan kewajiban kita.
Untuk orang-orang
hebat, settinglah waktu agar tidak mengabaikan kewajiban, bukan untuk mengejar
dunia, bukan untuk memberikan pelayanan terbaik, bukan untuk menjadi yang
terbaik, bukan untuk pamer dan mengatakan hebat.
Jika tujuan anda
adalah kebahagiaan, maka sederhana saja. Kebahagiaan hanya bisa didapat jika
anda mendekatkan diri dengan Sang Penguasa, Allah SWT.
0 komentar:
Post a Comment