SANG PEMBUNUH TANPA MUSUH Part 2
Yang ada, mereka mengatakan hal-hal yang tidak jelas yang terkesan profesional karena pembunuhan ini. Mereka bilang ia mati karena penyakit seperti serangan jantung, kena kanker, diabetes, sesk nafas, dan berbagai macam penyakit lainnya. Mereka juga bilang ia mati karena makanan, minuman, kemasukan air ke telinganya dan hal-hal lain yang terkesan tidak masuk akal. Katanya mereka juga mati karena saling membunuh, entah apa sebapnya mereka saling tembak, saling tusuk, saling bom, mereka angkat senjata besar-besaran dengan dalil mempertahankan hak dan kekuasaan mereka, mengatas namakan keamanan, mejual kata demi kemakmuran, mereka rela saling membunuh. Mereka juga mati seakan karena alat ciptaan mereka sendiri seperti mobil yang tabrakan, pesawat terjatuh, kapal tenggelam dan lain sebagainya. Mereka mengira itulah sebap mereka mati, karena perang, karena tabrakan, karena sakit jantung, karena kelaparan, atau karena salah makan. Mereka tidak pernah sadar dengan pembunuh yang sebenarnya. Mereka juga tidak pernah sadar bahwa kehidupan mereka tergantung atas kekuasaan Tuan Besar.
Yang ada, mereka mengatakan hal-hal yang tidak jelas yang terkesan profesional karena pembunuhan ini. Mereka bilang ia mati karena penyakit seperti serangan jantung, kena kanker, diabetes, sesk nafas, dan berbagai macam penyakit lainnya. Mereka juga bilang ia mati karena makanan, minuman, kemasukan air ke telinganya dan hal-hal lain yang terkesan tidak masuk akal. Katanya mereka juga mati karena saling membunuh, entah apa sebapnya mereka saling tembak, saling tusuk, saling bom, mereka angkat senjata besar-besaran dengan dalil mempertahankan hak dan kekuasaan mereka, mengatas namakan keamanan, mejual kata demi kemakmuran, mereka rela saling membunuh. Mereka juga mati seakan karena alat ciptaan mereka sendiri seperti mobil yang tabrakan, pesawat terjatuh, kapal tenggelam dan lain sebagainya. Mereka mengira itulah sebap mereka mati, karena perang, karena tabrakan, karena sakit jantung, karena kelaparan, atau karena salah makan. Mereka tidak pernah sadar dengan pembunuh yang sebenarnya. Mereka juga tidak pernah sadar bahwa kehidupan mereka tergantung atas kekuasaan Tuan Besar.
Sekarang mereka
ketakutan karena alat-alat mereka sendiri, mereka ketakutan dengan bom yang
mereka buat, mereka ketakutan dengan makanan yang mereka ciptakan sendiri,
mereka ketakutakn untuk melakukan hal-hal yang sekiranya akan membuat
penyakitnya kambuh sehingga mereka akan mati.
Akibatnya mereka
lalai bahwa mereka diharuskan untuk membuat Tuan Besar senang dengan apa yang
telah Tuan Besar berikan. Dengan alsan tidak bisa jalan jauh untuk mendatangi panggilan
Tuan Besar, mereka lebih memilih untuk duduk diam dirumahnya yang kecil dan
menyedihkan. Mereka lebih mimilih untuk menyibukkan diri memikirkan hal-hal
yang membuat ia resah dan gelisah tentang masa depan yang belum pasti. Mereka
juga masih sedih atas apa yang telah berlalu. Sementara Si Pembunuh selalu
mengintai dan mengawasinya. Ia tidak menyadari itu.
Lalu begitu Tuan
Besar memerintahkan untuk membunuhnya, maka tidak ada yang membuat Pembunuh
berfikir dua kali, melangkah ragu atau bertanya-tanya. Dengan begitu banyak
bukti yang telah ada, ia kini melaksanakan tugasnya dengan tanpa satupun
keraguan.
Dialah pembunuh
yang sebenarnya, pembunuh tanpa rasa takut, tidak kenal usia tua atau muda,
tidak kenal rasa bahagia atau berduka, tidak peduli siang atau malam,
dimanapun, kapanpun, saat Tuan Besar memerintahkan untuk membunuh, seketika itu
juga ia akan melakukan tugasnya tanpa ada yang tau, tanpa ada yang
menyadarinya, tanpa ada yang membencinya, hingga kini, hingga nanti, hingga
akhir masa. Tugas besarnya masih menanti, hingga ujung dunia ini.
Dialah IZRAIL,
Malaikat Pencabut Nyawa.
Adaptasi dari
cerita Izrail. Ada kisa yang menceritakan bahwa Malaikat Izrail sempat
menanyakan tentang tugas yang ia dapat tentang kenapa harus mencabut nyawa,
maaf saya lupa apakah itu hadis atau ada dalam al-quran karena saya bukan ahli
agama.
Cerita ini tidak
bermaksud untuk menyindir atau menghina suatu kaum, kalangan atau apapun. Tidak
ada maksud untuk menghina atau memojokkan suatu ajaran atau agama, ini murni
karangan saya, dari kepala saya.
Adapun juga
terdapat banyak kesalahan atau pemahaman, saya minta maaf. Mohon dibantu untuk
di revisi.
Terimakasih.
0 komentar:
Post a Comment