Wednesday, 25 November 2015

Perbedaan Mantra dan Doa



Hampir semua, ya tidak semua, orang yang dikala membaca sebuah bacaan untuk orang sakit, lalu ditiupkan ke air, bahkan mungkin dengan beberapa ritual kecil, jika anda menyanggahnya ia adalah seorang dukun yang membaca mantra, maka ia akan menjawab, itu bukan mantra, tapi doa. Memang tujuannya baik, yaitu untuk menyembuhkan orang sakit. Mengenai boleh atau tidaknya, saya sendiri juga tidak tau, mungkin lebih ke hati dan pemahaman anda masing-masing.

Di daerah saya di Lombok, - tanpa bermaksud menyinggung – bahwa banyak sekali para pemuka agama ( orang setempat bilang TUAN GURU) yang saya pastikan mereka pasti memiliki sebuah ajian yang mereka sebut doa. Tujuan dan fungsi doa tersebut macam-macam, mulai dari untuk menyembuhkan penyakit, melindungi diri dari segala macam mara bahaya dan banyak lagi. Dan kalau ditanya apa itu mantra, berani saya bilang mereka akan menjawab itu doa.
Tidak ada yang bilang itu mantra, tetapi katanya itu doa. Tapi kalau saya bilang, itu bukan doa, tapi itu adalah mantra. Ya, meskipun tujuannya baik, tapi tetap itu adalah mantra, itu bukan doa. Paslnya, mantra itu akan sangat mudah menjerumuskan kita kedalam ke-syirikan, dan ini adalah salah satu doa yang amat besar.
Lalu apa perbedaan mantra dan doa, berikut penjelasan saya.
1.       Doa itu mudah didapat, di Al-Quran ada, di Al-Hadist juga ada. Kalau anda mau mempelajari doa, ada banyak media, buku-nya dijual juga banyak. Ada banyak sekali doa disana, mulai dari doa bangun tidur hingga tidur lagi, makan, mandi dan banyak sekali.
Mantra tidak mudah didapat seperti doa, kalaupun ada orang yang punya mantra, tentu ia tidak akan membukukan mantra-nya dan mengedarkannya.  
2.       Mempelajari doa tidak ada persyaratan khusus, semua orang bisa mempelajarinya, tua muda, pria maupun wanita, dipelajari dimana saja, kapan saja juga tidak masalah.
Untuk mendapatkan mantra dengan kualitas terbaik, ada waktu khusus, ada tempat khusus umumnya di tempat-tempat yang dianggap seram dan menantang, ada ritual khusus, ada persyaratan khusus terlebih persyaratan tersebut tidak mudah didapat alias sulit.
3.       Orang yang baca doa itu terang-terangan, bahkan dibeberapa kondisi dipakaikan pengeras suara.
Pembaca mantra hanya komat-kamit yang kita tidak ngerti apa yang dibacanya, apalagi untuk tau apa yang dibacanya.
4.       Dengan berdoa, hati kita akan menjadi tenang, hidup menjadi lapang, perasaan juga tidak gelisah.
Mengamalkan mantra, penuh dengan harapan dan kecemasan, tapi dijamin hidup tidak akan pernah tenang kecuali apa yang diinginkan suah didapat, bahkan orang yang dimantrai sudah sekarat. Apa ada doa yang mengajarkan untuk mencelakakan orang??
5.       Mantra, meskipun terlihat menang, itu hanya sementara. Tidak ada ceritanya orang sukses karena mengamalkan sejumlah ritual – ritual khsus, tidak ada juga ceritanya pedagang laris karena memelihara pesugihan dan lain sebagainya. Coba lihat, itu hanyalah tipuan belaka, itu hanya kekalahan yang sia-sia. Mulai dari mereka mengamlakan sudah gelisah, penuh harap yang tidak pasti, belum lagi saat ia memiliki yang diharapkan, saat ia mendapat yang diinginkan, kecelakaan dan kekalahan yang lebih besar sudah menanti.
Jadi maksudnya apa??
Sudahlah, kita itu hidup normal-normal aja. Musuh pasti ada, lihat saja presiden, satu juga yang menyayangi dia, satu juta juga yang membencinya.  Mati itu sesuatu hal yang pasti, ngapain takut mati karena disatet, diguna-guna. Kita tidak tau kapan dan diman kita mati, bagaimana kita mati, itulah sebapnya, sebaik-baik orang adalah ia yang mempersiapkan sebaik-baik kematiannya.
Saya itu orang normal bro, kalau anda tusuk saya tembus, kalau anda gores saya berdarah, kalau anda tonjok saya benjol. Tapi saya tidak takut, saya percaya kepada Allah, bukan kepada mantra-mantra yang tidak jelas itu.
HIDUP NORMAL.
Share:

0 komentar:

Post a Comment