Katanya, di Indonesia ada
istilahnya jam karet. Saya baru tau ada jam karet itu saat kuliah. Ya, setiap
kali akan mengadakan rapat dan pertemuan lainnya, dijadwalkan jam 3, tapi pas
saya disana jam 3 masih sepi. Jam 4 baru kumpul semua, masih basa-basi gitu,
akhirnya rapatnya baru mulai jam setengah 5. Katanya, hal ini tidak hanya
berlaku dikalangan mahasiswa, bahkan sudah dibawa kekalangan pejabat dan para
pegawai Negara. Jika datang telat satu jam, dianggap biasa.
Jadi teringat dulu ketika masih
kecil, masih SD atau SMP. Sekolah tidak membolehkan siswanya datang telat,
bahkan 15 menit sebelum jam pelajaran sudah harus disekolah. Saya jarang telat,
tapi saya sering melihat teman-teman saya telat. Kalau mereka telat, pasti ada
hukuman, mulai dari hukuman membersihkan sampah, sampai disuruh keliling
lapangan.
Tapi saya tidak tau hukuman untuk
bapak atau ibu guru yang datang telat, karena saya tidak pernah melihat mereka
dihukum memungut sampah atau lari keliling lapangan. Mereka selalu bilang ke
kami agar tidak telat, tapi tidak jarang juga mereka telat. Mereka selalu
menghukum kami kalau telat, kadang seperti diintrogasi kenapa telat, tapi kami
tidak pernah bertanya kenapa mereka telat.
Saat ditanya telat, kami
diharuskan mengakui hal-hal yang bahkan tidak masuk akal. Pertanyaanya sederhana
KENAPA KAMU TELAT?, tapi menjawabnya
rasanya sangat sulit. Siswa pun mulai bercucuran keringat dingin memikirkan
jawaban atas pertanyaan guru, rasa malu dilihat teman-teman membuat kata-kata
yang diucapkan terdengar tidak jelas. Kadang suara yang dikeluarkan kecil,
kadang juga suaranya macet-macet.
Jawabannya aneh-aneh yang diimbangi
dengan pertanyaan aneh juga. Berikut ilustrasinya.
Ceritanya ada murid yang datangnya telat dan diintrogasi
sama gurunya didepan kelas dilihat sama teman-temannya.
G : Kenapa kamu telat?
M : tidak ada jawaban, sambil
merunduk malu
G : Kenapa telat, jawab?? (Sudah mulai agak memanas)
M: masih diam membisu, sambil
perlintir-pelintir celana
G : Kamu ini bisu atau tidak bisa ngomong, jawab kenapa telat?!
M : Anu pak, a a a anu (Berusaha menemukan jawaban yang tepat)
G : Anu kenapa, si anu kenapa ?
M : Bukan pak, tapi ?
G : (langsung disepok sama guru) Tapi apa, kamu mau bilang apa?
M : Saya sakit perut pak?
G : (si guru nanya lagi ) Kamu sakit perut kenapa ?
M : salah makan pak
G : salah makan apa ? (mungkin si guru belum bisa menerima jawabannya)
M : diam
G : kenapa diam, jawab ! kamu salah makan apa?
M : makan sambal pak. (suara riuh terdengar dari sorakan teman-teman
kelas)
Mungkin karena si guru tidak mendapatkan jawaban yang pas,
akhirnya si Guru menghukum muridnya lari keliling lapangan.
Masalahnya adalah yang namanya
telat, itu tidak punya alasan bro. Telat ya telat. Memang, bisa jadi telat
karena telat banging, ban kendaraan bocor, kendaraan mogok, kejebak hujan dan
lain sebagainya, tapi jangan lah terlalu diintrogasi seperti kenapa sakit
perut, kenapa kendaraannya bocor dan lain sebagainya. Itu mungkin bagian dari
takdir. Bukannya tidak boleh ditanya, tapi jangan terlalu diintrogasi lah.
Hal-hal kayak gini paling rawan
terjadi di dunia pendidikan, antra guru dengan murid, tapi tidak menutup
kemungkinan juga di dunia kerja. Di dunia pendidikan sendiri, hal-hal kayak
gini bisa membuat semangat murid untuk belajar menjadi turun, belum lagi
menjadi bahan ejekan dari teman-temannya.
Memberi hukuman itu bukannya
dilarang, tapi yang tidak masuk akal adalah saat seorang guru menanyakan kepada
muridnya seperti kenapa sakit perut, kenapa ban seperdanya bocor, kenapa telat banging
dan lain sebagainya. Memang dia sendiri tau kenapa sakit perut, apa jawabnnya
karena makan racun tikus, atau murid juga tau kenapa ban sepedanya bocor, apa
jawabannya karena paku yang nusuk dijalan tadi tidak mau minggir, lalu saat
mudir bangun telat, tidak mesti juga jawabannya karena semalam begadang.
Jawaban terbaik adalah dengan
memberi contoh, guru datang tepat waktu, kalau murid datang 15 menti sebelum
pelajaran, harusnya guru juga karena memberi contoh. Dinasehati agar jangan
tidur terlalu larut, di kasih tau agar jangan ngebut-ngebut saat bersepeda. Kebanyakan
para tenaga pengajar bosan menasehati muridnya, katanya sudah sering. Tapi itulah
tugas pengajar, ya untuk ngajar, bukan cuma mengajari materi yang ada dibuku
aja, tetapi hal-hal seperti ini juga. Dan jangan pernah bosan mengajari murid
anda, karena itulah tugas seorang guru.
0 komentar:
Post a Comment