Setelah sebelumnya saya menulis
tentang TEORI MANTRA, kali ini saya akan masih menyinggung hal yang sama. Memang,
ini sedikit kontropersi, tapi inilah salah satu hal yang membuat kita tidak
bisa menerima dan beradaptasi dengan cepat dan baik terhadap perkembangan
dunia, kercanggihan teknologi apalagi yang namanya dunia modern. Sejatinya,
dunia modern itu adalah dunia yang manusia bekerja dan beraktifitas sudah
banyak dibantu oleh robot dan mesin, tetapi di Indonesia, robot dan mesin masih
dianggap kalah oleh mantra. Sakti bukan.
Bicara tentang mantra, hapir semua
yang memiliki ajian, yang menggunakan ajian, tidak peduli dimanapun, kapanpun
dan untuk apa pun, bahkan seperti yang saya tulis sebelumnya, pemilihan anggota
dewan pun, pemilihan seorang pemimpin pun ajian ajian ini terlibat tidak kalah
penting seperti perhitungan statistika. Tapi kalau ditanya tentang mantra
apalagi kalai dikomentari bahwa mantra memantra itu percuma, tidak ada
hasilnya, terlebih lagi kalau dibilang itu tidak boleh, rata-rata dari mereka
sebagai pelaku akan menjawab, ini bukan mantra, tapi ini doa.
Begitu juga dengan mereka yang
mempraktekan hal ini dalam hal penyembuhan orang sakit, dengan dalil ini adalah
doa untuk menyembuhkan orang sakit. Katanya sih saya kan hanya perantara, kesembuhan itu datangnya dari Tuhan (Allah). Memang
hal ini benar, sakit dan sembuh itu datang dari Allah, yang berhak dan yang
bisa memberi manfaat dan mudarat itu hanya Allah. Tentang kata saya hanya perantara ini saya tidak tau
benar atau salah, hanya saja jangan sampai kita terjerumus ke dalam lubang
kesyirikan. Sekarang anda bilan saya kan
hanya perantara tapi begitu orang yang sakit itu sembuh, lalu mereka bilang
tu kan, coba dari dulu saya yang obtain (mantrain/
doain). Jadi anda kira anda yang menyembuhkan orang itu sehingga jika orang
itu lebih dulu anda doa-in akan lebih cepat sembuh, atau apakah mungkin jika
anda tidak doa-in dia tidak akan sembuh?? Inilah salah satu bukti betapa kita
akan mudahnya terjerumus kedalam lembah kesyirikan, sedang syirik itu adalah
salah satu dosa yang sangat besar.
Orang-orang yang kebal senjata
tajam, mereka yang menarik pelanggan datang ke tokonya dengan sebuah ritual
khusus, yang tidak terbakar api atau apalah namanya, mereka masih bilang ini bukan mantra, tapi ini doa-nya. Bahkan
seorang Nabi pun tidak terbakar api (Nabi Ibrahim), yang dapat membelah laut
(Nabi Nuh), yang dapat menyembuhkan orang buta (Nabi Isa), yang bisa membelah
bulan (Nabi Muhammad SAW), momem-momen itu hanya terjadi sekalai dalam hidup
mereka, artinya tidak setiap mereka mau. Dan bacaan-bacaan/ doa yang mereka
baca tertulis jelas dalam Al-Quran. Itu bukan mantra, itu adalah doa, dan itu
berkat ijin Allah, dan hanya sekali. Coba lihat mereka yang kebal atau yang
tidak terbakar api. Kapan aja mereka mau dengan mudahnya, apa itu doa, atau
anda lebih dari seorang Nabi.
Saya katakana kepada anda bahwa
mantra dan doa itu tidak lah sama, bahkan mungkin bertentangan. Jadi saya tidak
akan percaya dengan mudahnya kalau ada yang bilang saya tidak memantari, hanya saja mendoakan.
Saya juga sampaikan ke anda bahwa
apa yang anda lihat, apa yang anda rasakan, itu hanyalah tipuan belaka. Yang
bilang dengan doa-nya ia dapat menyembuhkan orang sakit, bisa saja penyakit
anda kambuh lagi, yang katanya kebal, lalu kenapa anda terluka dengan silet
atau pisau dapur, yang katanya tidak bisa terbakar api, lalu kenapa anda
kepanasan dengan bara yang kecil.
Jadi saya katakana sekali lagi,
doa dan mantra tidalah sama.
Selanjutnya saya akan menulis
tentang perbedaan nyatan antara doa dan mantra. Tapi sabar dulu ya. Akan saya
sampaikan di postingan selanjutnya.
Semoga berguna.
0 komentar:
Post a Comment