Tuesday, 24 November 2015

Doa Mantra



Setelah sebelumnya saya menulis tentang TEORI MANTRA, kali ini saya akan masih menyinggung hal yang sama. Memang, ini sedikit kontropersi, tapi inilah salah satu hal yang membuat kita tidak bisa menerima dan beradaptasi dengan cepat dan baik terhadap perkembangan dunia, kercanggihan teknologi apalagi yang namanya dunia modern. Sejatinya, dunia modern itu adalah dunia yang manusia bekerja dan beraktifitas sudah banyak dibantu oleh robot dan mesin, tetapi di Indonesia, robot dan mesin masih dianggap kalah oleh mantra. Sakti bukan.

Bicara tentang mantra, hapir semua yang memiliki ajian, yang menggunakan ajian, tidak peduli dimanapun, kapanpun dan untuk apa pun, bahkan seperti yang saya tulis sebelumnya, pemilihan anggota dewan pun, pemilihan seorang pemimpin pun ajian ajian ini terlibat tidak kalah penting seperti perhitungan statistika. Tapi kalau ditanya tentang mantra apalagi kalai dikomentari bahwa mantra memantra itu percuma, tidak ada hasilnya, terlebih lagi kalau dibilang itu tidak boleh, rata-rata dari mereka sebagai pelaku akan menjawab, ini bukan mantra, tapi ini doa.
Begitu juga dengan mereka yang mempraktekan hal ini dalam hal penyembuhan orang sakit, dengan dalil ini adalah doa untuk menyembuhkan orang sakit. Katanya sih saya kan hanya perantara, kesembuhan itu datangnya dari Tuhan (Allah). Memang hal ini benar, sakit dan sembuh itu datang dari Allah, yang berhak dan yang bisa memberi manfaat dan mudarat itu hanya Allah. Tentang kata saya hanya perantara ini saya tidak tau benar atau salah, hanya saja jangan sampai kita terjerumus ke dalam lubang kesyirikan. Sekarang anda bilan saya kan hanya perantara tapi begitu orang yang sakit itu sembuh, lalu mereka bilang tu kan, coba dari dulu saya yang obtain (mantrain/ doain). Jadi anda kira anda yang menyembuhkan orang itu sehingga jika orang itu lebih dulu anda doa-in akan lebih cepat sembuh, atau apakah mungkin jika anda tidak doa-in dia tidak akan sembuh?? Inilah salah satu bukti betapa kita akan mudahnya terjerumus kedalam lembah kesyirikan, sedang syirik itu adalah salah satu dosa yang sangat besar.
Orang-orang yang kebal senjata tajam, mereka yang menarik pelanggan datang ke tokonya dengan sebuah ritual khusus, yang tidak terbakar api atau apalah namanya, mereka masih bilang ini bukan mantra, tapi ini doa-nya. Bahkan seorang Nabi pun tidak terbakar api (Nabi Ibrahim), yang dapat membelah laut (Nabi Nuh), yang dapat menyembuhkan orang buta (Nabi Isa), yang bisa membelah bulan (Nabi Muhammad SAW), momem-momen itu hanya terjadi sekalai dalam hidup mereka, artinya tidak setiap mereka mau. Dan bacaan-bacaan/ doa yang mereka baca tertulis jelas dalam Al-Quran. Itu bukan mantra, itu adalah doa, dan itu berkat ijin Allah, dan hanya sekali. Coba lihat mereka yang kebal atau yang tidak terbakar api. Kapan aja mereka mau dengan mudahnya, apa itu doa, atau anda lebih dari seorang Nabi.
Saya katakana kepada anda bahwa mantra dan doa itu tidak lah sama, bahkan mungkin bertentangan. Jadi saya tidak akan percaya dengan mudahnya kalau ada yang bilang saya tidak memantari, hanya saja mendoakan.
Saya juga sampaikan ke anda bahwa apa yang anda lihat, apa yang anda rasakan, itu hanyalah tipuan belaka. Yang bilang dengan doa-nya ia dapat menyembuhkan orang sakit, bisa saja penyakit anda kambuh lagi, yang katanya kebal, lalu kenapa anda terluka dengan silet atau pisau dapur, yang katanya tidak bisa terbakar api, lalu kenapa anda kepanasan dengan bara yang kecil.
Jadi saya katakana sekali lagi, doa dan mantra tidalah sama.
Selanjutnya saya akan menulis tentang perbedaan nyatan antara doa dan mantra. Tapi sabar dulu ya. Akan saya sampaikan di postingan selanjutnya.
Semoga berguna.
Share:

0 komentar:

Post a Comment