Terlihat bahagialah
mereka yang kaya menjalani hidup ini, meski realita tak seindah cerita. Tapi
saya ingin berbagi kepada para anak tetangga yang kaya raya, yang saat ini
sedang menikmati indahnya kilauan dunia.
Taukah anda wahai
saudara bahwa sesungguhnya semua kenikmatan ini berawal dari kepahitan, susah
payah, peras keringat dan banting tuliang. Tapi seakan saat ini banyak dari
kita yang kurang bersyukur akan hal ini. Kenapa, mengapa, apakah kurang nikmat
yang kita rasa. Seperti firman Sang Pencipta “Lalu nikmat-KU manakah yang engkau dustakan”.
1.
Untuk para anak yang hanya tau
meminta
Mungkin uang 50rb, 100rb bahkan 1jt bagi kalian tidak ada
maknanya, hanya tinggal gesek saja uang ditangan. Tapi bagi mereka yang hidup
dengan penghasilan pas-pasan, jangankan 100 ribuan, seribu saja sangat
diharapkan.
Mungkin karena anda hanya duduk termenung dan meminta saja,
tanpa perlu mengeluarkan keringat dan banting tulang, tapi mereka disana seakan
harga diri sudah terlupa, demi mencari berkah dan rizki dari Sang Pencipta.
2.
Kenikmatan yang kurang
Dan seakan semua yang dirasa masih belum cukup, sehingga
ingin lagi dan lagi, masih mau lagi dan tambah lagi. Tanpa kau sadari bahwa
nikmat yang diberi seakan tak berarti. Dengan santainya kau bilang “Aku masih
bisa memiliki semua ini” sedang mereka masih menangis dan sakit hati.
Jika kau ingin merasakan nikmat Sang Ilahi, lekas pergi dan
jangan hanya berdiam diri. Kerja keras akan membuat kau mengerti bagai mana
agar bisa bertahan di Negeri ini.
3.
Berbanyaklah berterimakasih
Dan setelah semua kejayaan yang kau rasa, kemudian dengan
bangga kau berkata “Ini adalah hasil kerja kerasku”, lalu kau mulai lagi untuk
berfoya-foya.
Ketahuilah bahwa semua yang kita miliki adalah dari Sang Pencipta
bumi ini, maka perbanyaklah berterimakasih karena begitulah cara untu
mensyukuri anuggrah Sang Ilahi. Jadi berterimakasihlah kepada Sang Pemberi,
Sang Pemilik semua ini.
Semoga ini bisa
membuka hati kita.
Bukan bermaksud
untuk mengadili, tapi hanya ingin menyampaikan pesan dari dalam hati penduduk
pinggiran negeri ini.
0 komentar:
Post a Comment