Tuesday, 21 March 2023

Jajan Kenangan Ditimbun Kemajuan

Di era moderen saat ini, dimana berbagai hal ditutut serba cepat dan instan, secara tidak langsung membuat berberapa hal yang khususnya berasal dari tradisional terpendam dan terkubur, tidak mustahil jika suatu hari nanti akan terlupakan dan hilang. Sebut saja salah satunya adalah tentang olahan makanan dan jajanan, singkatnya kuliner.

Mungkin kalian pernah merindukan jajanan atau makanan masa kecil kalian, namun sayang saat ini makanan tersebut seperti hilang ditelan masa. Atau kalian rindu dengan olahan masakan, tidak hanya rasa namun juga proses memasak dari makanan tersebut, sayangnya cara, resep hingga perlengkapan baik dari segi bumbu maupun alat untuk memasak makanan yang diinginkan sudah tiada tersisa atau langka. Akibatnya, olahan makanan tersebut hanya tinggal kenangan.


Belakangan diberbagai ruang seperti berjamuran anekan masakan dan jajanan moderen. Tampil dengan nama yang ala-ala westeren, disajikan dengan kemasan kekinian hingga dihidangkan di tempat dengan kosep yang full dekorasi maupun tawaran makanan cepat siap saji. Kemudian ruang kita pun dibanjiri dengan informasi, bahwa mereka adalah makanan masa kini.

Otak kita seperti terlalu kecil untuk menampung semua hal tentang moderenisasi dengan dalil kemajuan sehingga minim sekali untuk tempat-tempat yang sejatinya adalah bagian dari identitas diri. Bahwa kita lahir dan besar bersama dengan berbagai olahan makanan dan jajanan yang mengantarkan kita hingga kemasa kini, sayang bahkan kita sudah seperti tak ingat nama dari berbagai olahan makanan tersebut.

Rengkambang, Sumpring, Kalaudan, Banged, Pangan, Wajid, Cendol dan banyak lainnya adalah sederet naman jajanan yang kalaupun ada hingga saat ini, paling akan kita temukan di jajakan pinggiran jalan. Belum lagi olahan masakan seperti Cengeh, Lauk Pereseng, Pedis Panas, Sayur Manis/ Bening, berbagai olahan serebuk/ urap dan aneka sambal lainnya, entah kenapa aneka lauk seperti itu lagi-lagi hanya ada di jualan emak-emak pojokan kota.

Kemajuan seakan memaksa kita untuk mengatakan bahwa semua itu adalah makanan kampungan, jajanan pinggiran, tidak moderen, tidak maju. Mungkin kalian bisa tidak setuju, tapi generasi masa kini lebih pandai membuat olahan es boba ketimbang cendol, generasi saat ini lebih jago membuat kue bolu ketimbang rengkambang. Mindset kita sudah seperti menolak untuk mempertahankan aneka jajanan dan maskaan masa kecil kita, belum lagi ruang sudah sesak dengan informasi kemajuan dan modernisasi. Seperti semakin sulit untuk mengenali jati diri.

Lebih jauh, akibatnya kita seperti dihipnotis bahwa memakanan makanan dan jajanan seperti mereka lah yang maju. Namun untuk mendapatkan semua itu, kita harus membelinya dengan tidak murah. Hal tersebut bisa berarti kita sedang membayar kepada mereka yang datang dari luar yang akan membuat mereka semakin kaya, belum lagi kemasannya menyumbang sampah dihalaman sendiri, kadang kala untuk menunjang perusahaan mereka, kelestarian lingkungan alam sendiri harus kita abaikan, dengan alasan untuk kemajuan.

Kita terlalu sibuk menunggu hal baru dari mereka yang akan dibawa ke hadapan kita, kita terlalu sibuk mencari tahu bagaimana membuat olahan jajanan dan masakan seperti mereka, namun lupa bagaimana membuat jajanan dan makanan masa kecil kita, jajanan dan makanan khas nusatara untuk bisa menjadi lebih enak, lebih tahan lama, lebih terkenal, lebih mendunia, karena hal ini sebagain dari identitas kita, identitas bangsa.

Kita berada ditempat dimana aneka rempah dan tumbuhan berhamburan yang dapat melejitkan rasa setiap masakan dan olahana jajanan. Kita berada di tempat dengan kekayaan alam yang menyajikan makanan yang sehat, penuh nitrisi hingga ramah lingkungan. Tak perlu menunggu bahan baku import untuk menapatkan makanan lezat, tak harus pergi jauh untuk mencicipi hidangan nikmat, kita hanya perlu mempelajari, mengembangkan dan mengolah sajian alam kita untuk kemudian kita bawa dan kemas mengikuti perkembangan moderen dan kemajuan saat ini dan kita tunjukkan bahwa semua ini adalah bagian dari kemajuan. Ini bukan cerita masa lalu, tapi ini adalah identitas yang dipertahankan dan berkembang mengikuti peradaban.

Share:

0 komentar:

Post a Comment