Tuesday, 22 December 2015

Kenapa Harus Menjadi Pengusaha Daripada Pegawai



Saat lulus dari bangku kuliah, 50% mahasiswa ingin bekerja, 30 % ingin melanjutkan pendidikan dan 20% ingin merintis usaha (versi Oget). 30% yang melanjutkan kuliahnya adalah karena ingin memiliki pekerjaan/ jadi pegawai sehingga total 80% mereka yang baru lulus ingin segera mendapatkan pekerjaan. Aku termasuk kedalam 80%. Tidak tau kenapa kebanyakan orang ingin dan ingin memiliki pekerjaan, ingin menjadi pegawai.

Fakta menunjukkan bahwa suatu bangsa/ Negara yang maju bukanlah karena banyaknya pekerja atau pegawai yang dimilinya, tetapi suatu bangsa/ Negara yang maju memiliki banyak pengusaha yang hebat. Coba kita perhatikan dengan lebih jeli, pegawai mana yang memiliki kekayaan berlimpah (jika anda ingin bahagia), atau siapa yang paling sering liburan. Kalaupun ada pegawai, tentu pegawai itu memiliki usaha sampingan.
Setelah lulus kuliah, mulai mengabdi pada sebuah istitusi dengan harapan suatu hari nanti akan diangkat menjadi pegawai negeri, atau masuk ke sebuah perusahaan meski menjadi tenaga OS dengan harapan suatu saat nanti akan diangkat menjadi pegawai tetap. Tapi kenyataannya banyak dari mereka yang sudah tua disana dan kondisinya masih seperti awal mula, belum diangkat jadi PN dan belum juga menjadi pegawai tetap. Adapun yang sudah menjadi pegawai tetap masih saja mengeluhkan gaji yang tidak naik-naik, sementara kebutuhan semakin meningkat. Ini baru seputar gaji dan pengangkatan, belum lagi setiap pekerjaan yang dilakukan selalu dianggap tidak memuaskan oleh atasan, usulan yang disampaikan tidak dihiraukan, untuk beberapa kasus selalu dikritik masalah pekerjaan oleh atasan.
Jika kita lebih memperhatikan dunia pekerja (bukan dunia pengusaha) sangat miris. Didalam sana segala daya upaya dilakukan sebagian orang untuk mendapatkan kepuasan hati dan namanya dikenal banyak orang mulai dari sikut kanan sikut kiri, cari muka, bekerja sedikit tapi lembur dibuat banyak, saling membicarakan tidak Cuma sesama karyawan bahkan mulai berani membicarakan kejelekan atasan. Sangat miris, dan mereka yang belum bergabung didalam dunia kerja pastilah tidak akan pernah tau dan tidak mengerti tentang hal ini, tapi mereka yang menjadi pekerja, tidak munafik kiranya karena hampir pasti mereka pernah merasakan hal-hal yang seperti ini.
Menjadi pengusaha adalah pilihan yang sangat baik, menentukan cara dan jalan kita sendiri. Hal ini akan sangat meminimalisir hal-hal yang tidak baik sebagaimana seperti menjadi pegawai atau karyawan didalam sebuah instansi atau perusahaan perseroan. Meskipun ada oknum pengusaha yang curang, tapi disini tidak ada yang akan mengkritisi pekerjaan anda. Baik yang anda lakukan, maka andalah yang akan pertama kali menikmati hasilnya, begitupun sebaliknya apabila cara anda tidak benar, maka andalah yang menjadi korban sesungguhnya.
Menjadi pengusaha anda bekerja buat diri anda sendiri, untuk keluarga anda, bisa memberi pekerjaan untuk orang lain juga, bahkan usaha anda bisa memberi manfaat untuk beberapa kalangan. Saat usaha anda tetap bertahan maka usaha itu tetap milik anda, bisa anda wariskan ke anak cucu anda berikutnya. Tetapi bekerja di perseroan (milik orang) sama artinya anda bekerja untuk atasan anda, atasan anda juga bekerja untuk atasannya. Ada waktunya untuk anda pensiun dari perusahaan itu maka selesailah sudah, anda tidak bisa mewariskan posisi anda pada anak cucu anda. Dan saat anda pensiun, anda sudah tidak termasuk kedalam perusahaan itu lagi dan perusahaan itu juga bukan milik anda.
Bayangkan, untuk bisa duduk didalam sebuah kursi pimpinan setara manager atau yang lebih atas, atau untuk bisa diangkat menjadi pegawai tetap dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun lamanya. Itu juga kalau anda sanggup menerima cercaan dan sindirian dari rekan anda, itu juga kalau anda mau bekerja dengan mengikuti cara mereka. Dengan kurun waktu yang sama, merintis usaha meskipun mulai dari nol, saya yakin anda akan menikmati hasil yang sama bahkan lebih baik seperti mereka para manager atau atasannya.
Jika anda masih membandingkan manakah yang lebih baik Antara pengusaha atau jadi pegawai, maka saya tetap mengatakan lebih baik jadi pengusaha. Meskipun anda mengatakan banyak pengusaha yang bangkrut, bukankah juga lebih banyak para pekerja yang gagal. Ini memang tentang pilihan, tapi silahkan anda pikirkan kembali jika terlebih jika anda belum mendapatkan perkerjaan impian anda.
Share:

0 komentar:

Post a Comment