Saat lulus dari
bangku kuliah, 50% mahasiswa ingin bekerja, 30 % ingin melanjutkan pendidikan
dan 20% ingin merintis usaha (versi Oget). 30% yang melanjutkan kuliahnya
adalah karena ingin memiliki pekerjaan/ jadi pegawai sehingga total 80% mereka
yang baru lulus ingin segera mendapatkan pekerjaan. Aku termasuk kedalam 80%.
Tidak tau kenapa kebanyakan orang ingin dan ingin memiliki pekerjaan, ingin
menjadi pegawai.
Fakta menunjukkan
bahwa suatu bangsa/ Negara yang maju bukanlah karena banyaknya pekerja atau
pegawai yang dimilinya, tetapi suatu bangsa/ Negara yang maju memiliki banyak
pengusaha yang hebat. Coba kita perhatikan dengan lebih jeli, pegawai mana yang
memiliki kekayaan berlimpah (jika anda ingin bahagia), atau siapa yang paling
sering liburan. Kalaupun ada pegawai, tentu pegawai itu memiliki usaha
sampingan.
Setelah lulus
kuliah, mulai mengabdi pada sebuah istitusi dengan harapan suatu hari nanti
akan diangkat menjadi pegawai negeri, atau masuk ke sebuah perusahaan meski
menjadi tenaga OS dengan harapan suatu saat nanti akan diangkat menjadi pegawai
tetap. Tapi kenyataannya banyak dari mereka yang sudah tua disana dan
kondisinya masih seperti awal mula, belum diangkat jadi PN dan belum juga
menjadi pegawai tetap. Adapun yang sudah menjadi pegawai tetap masih saja
mengeluhkan gaji yang tidak naik-naik, sementara kebutuhan semakin meningkat.
Ini baru seputar gaji dan pengangkatan, belum lagi setiap pekerjaan yang
dilakukan selalu dianggap tidak memuaskan oleh atasan, usulan yang disampaikan
tidak dihiraukan, untuk beberapa kasus selalu dikritik masalah pekerjaan oleh
atasan.
Jika kita lebih
memperhatikan dunia pekerja (bukan dunia pengusaha) sangat miris. Didalam sana
segala daya upaya dilakukan sebagian orang untuk mendapatkan kepuasan hati dan
namanya dikenal banyak orang mulai dari sikut kanan sikut kiri, cari muka,
bekerja sedikit tapi lembur dibuat banyak, saling membicarakan tidak Cuma
sesama karyawan bahkan mulai berani membicarakan kejelekan atasan. Sangat
miris, dan mereka yang belum bergabung didalam dunia kerja pastilah tidak akan
pernah tau dan tidak mengerti tentang hal ini, tapi mereka yang menjadi
pekerja, tidak munafik kiranya karena hampir pasti mereka pernah merasakan
hal-hal yang seperti ini.
Menjadi pengusaha
adalah pilihan yang sangat baik, menentukan cara dan jalan kita sendiri. Hal
ini akan sangat meminimalisir hal-hal yang tidak baik sebagaimana seperti
menjadi pegawai atau karyawan didalam sebuah instansi atau perusahaan perseroan.
Meskipun ada oknum pengusaha yang curang, tapi disini tidak ada yang akan
mengkritisi pekerjaan anda. Baik yang anda lakukan, maka andalah yang akan
pertama kali menikmati hasilnya, begitupun sebaliknya apabila cara anda tidak
benar, maka andalah yang menjadi korban sesungguhnya.
Menjadi pengusaha
anda bekerja buat diri anda sendiri, untuk keluarga anda, bisa memberi
pekerjaan untuk orang lain juga, bahkan usaha anda bisa memberi manfaat untuk
beberapa kalangan. Saat usaha anda tetap bertahan maka usaha itu tetap milik
anda, bisa anda wariskan ke anak cucu anda berikutnya. Tetapi bekerja di
perseroan (milik orang) sama artinya anda bekerja untuk atasan anda, atasan
anda juga bekerja untuk atasannya. Ada waktunya untuk anda pensiun dari
perusahaan itu maka selesailah sudah, anda tidak bisa mewariskan posisi anda
pada anak cucu anda. Dan saat anda pensiun, anda sudah tidak termasuk kedalam
perusahaan itu lagi dan perusahaan itu juga bukan milik anda.
Bayangkan, untuk
bisa duduk didalam sebuah kursi pimpinan setara manager atau yang lebih atas,
atau untuk bisa diangkat menjadi pegawai tetap dibutuhkan waktu sekitar 10
tahun lamanya. Itu juga kalau anda sanggup menerima cercaan dan sindirian dari
rekan anda, itu juga kalau anda mau bekerja dengan mengikuti cara mereka.
Dengan kurun waktu yang sama, merintis usaha meskipun mulai dari nol, saya
yakin anda akan menikmati hasil yang sama bahkan lebih baik seperti mereka para
manager atau atasannya.
Jika anda masih
membandingkan manakah yang lebih baik Antara pengusaha atau jadi pegawai, maka
saya tetap mengatakan lebih baik jadi pengusaha. Meskipun anda mengatakan
banyak pengusaha yang bangkrut, bukankah juga lebih banyak para pekerja yang
gagal. Ini memang tentang pilihan, tapi silahkan anda pikirkan kembali jika terlebih
jika anda belum mendapatkan perkerjaan impian anda.
0 komentar:
Post a Comment