Thursday, 5 December 2019

Catatan Tercela

Penting untuk diketahui, bahwa saya tidak berniat mengajarkan tentang keburukan apalagi tindakan kejahatan. Akan tetapi, penting tidak penting saya rasa ini cukup penting.
Banyak bahkan dari kita yang sebelum melakukan sesuatu yang tercela kita berdoa meminta perlindungan dari Allah. Lucu memang, tapi ya begitulah realitanya. Biasanya orang-orang yang seperti ini adalah orang yang berharap bisa taubat sebelum mati, atau bermimpi mati dalam melakukan sebuah kebaikan. Singkatnya, ia ada niat untuk taubat meski suatu hari kelak.

Tak ada satu orang pun yang dengan suka rela melakukan sebuah kejahatan. Bahkan seorang pencuri pun berharap anaknya kelak menjadi seorang alim. Yakinlah bahwa seorang koruptor resah tatkala istri dan anaknya mengendarai kendaraan yang dibelikan dari hasil korupsi.
Untuk itu, menurut saya mungkin sebaiknya kita harus melupakan setiap kebaikan yang kita lakukan, bahkan dengan segera. Lalu kita catat dengan rapi, simpan dan ingat, setiap kejahatan yang kita lakukan, setiap tindakan yang kita kerjakan, jumlah setiap angka yang kita tilas, banyaknya harta yang kita simpan atas dasar kebohongan, bahkan setiap orang yang kita zolimi.
Mungkin suatu hari nanti saat niat kita kuat untuk bertaubat, kita tau dosa mana yang paling berat. Barang kali jika catatan itu dapat selalu kita ingat, kita tau dosa apa saja yang kita perbuat. Bisa jadi dengan selalu membuka catatan tercela, kita enggan untuk melakukan kejahatan yang sama.
Tapi yang paling penting untuk sebuah catatan tercela, sebaiknya bukunya kecil saja, tipis dan ringkas. Dan saat menulis kejahatan kita, jangan sampai penuh ya.
Untuk pengingat diri.
Share:

0 komentar:

Post a Comment