Friday, 22 February 2019

Mencari Jalan

Aku benar-benar menyadari, kadang segala sesuatunya di atas dan kadang terjatuh hingga lebih  dalam dari dasar atau lebih jauh dari palung. Menelisik perjalanan kecil yang telah ditapaki, betapa penuh liku dan luka hingga semua sampai pada saat dimana aku berada.

Ingin aku tulis semua perjalanan dan cerita yang ada dalam bidik retina mata, ingin aku tuang semua sinyal yang ada dalam sum-sum tengkorak, akan tetapi tarian jari tak mampu membahasakan semua itu, semua ungkapan dalam rasa menumpuk menjadi satu dan terus menumpuk hingga tertumpuk. Entah sampai kapan semua rasa itu dapat tercerna dengan baik.

Mereka bilang
dalam pasangan ada jawaban, akan tetapi sebelum tau jawaban itu ada segelumit persoalan yang menghalang. Dan lagi-lagi itu mempertebal tumpukan rasa yang telah ada.

Maka aku lanjutkan perjalanan kecil ini, aku seret setiap rasa untuk sampai pada jawaban masing-masing pertanyaan. Waku adalah jawaban terbaik, akan tetapi masa tak selalu bersahabat.

Haruskah aku turuti semua rasa dan frasa yang ada, meski semua itu akan membawa aku menelusuri gelapnya rimba sugesti. Antara aku tersesast disana atau aku akan menemukan jalan melintas alam bawah sadar. Ini mungkin akan menjadi perjalanan panjang sangat sukar di terka, siapa yang tahu. Mengalir seperti air, meski membelah batu butuh ribuan waktu. Setiap hempasan akan membuat kelokan jalan menuju muara. Hingga semua berkumpul dalam satu wadah besar dan membendung.

Setelah itu, bisa jadi ini akan menjadi cerita berseries, dengan alur dan laju yang sama, akan tetapi diperankan oleh tokoh yang berbeda, seperti cerita didalam naskah.
Share:

0 komentar:

Post a Comment