Kembali kali ini
saya akan mengungkapkan kekecewaan saya pada beberapa pola asuh para orang tua
yang menurut saya masih salah. Kali ini pembahasannya sedikit mendalam karena
ini berkaitan dengan mencari jati diri.
Mencari jati
diri, kata ini amat sering aku dengar bahkan mungkin beberapa dari kita masih
bertanya-tanya, masih mencari-cari tentan jati diri kita yang sebenarnya. Orang
selalu bilang, saya masih mencari jati diri saya atau kamu belum menganl dirimu
yang sebenarnya. Dan masih banyak ungkapan-ungkapan yang mengarahkan bahwa kita
belum mengenal diri kita.
Ternyata tidak
cukup mengenal diri kita itu hanya dengan mengetahui nama kita, alamat, nama
orang tua, tempat tanggal lahir atau singkatnya biodata kita. Itu bukanlah
pengenalan diri yang sebenarnya, itu bukanlah jati diri yang sebenarnya. Itu
bukanlah temuan dalam pencarian diri sendiri yang sesungguhnya.
Selama ini orang
selalu mencari-cari, mereka selalu bertanya-tanya tentang jati dirinya, tetang
siapa dia yang sebenarnya tapi hingga saat ini ia belum menemukan jawaban yang
bisa membuat ia berfikir lega. Menurut saya, ternyata jawabannya adalah ada
pada sejarah kita.
Mengenal diri
sendiri adalah sama dengan mengenal sejarah diri kita, dari mana asalah-usul
kita, siapa dulunya orang tua kita, dari mana ia berasal, bagaimana ia bisa
seperti ini, kapan ia mulai menjadi seperti ini, apa saja yang penah ia lalui.
Itu baru dari segi orang tua, belum dari kakek nenek, buyut, eang dan yang
lebih atasnya lagi.
Pertanyaanya,
perlukah kita tahu tentang hal ini?
Jika anda ingin
mengenali diri anda, jika anda masih bertanya tentang siapa anda yang
sebenarnya, jika anda masih mencari tentang arti jati diri anda, maka inilah
salah satu jawabnya. Sayangnya hal ini tidak banyak yang memperhatikan. Bukan
cuma dari kita sebagai seorang anak, bahkan dari orang tua pun munggkin dia
tidak pernah bertanya tentang hal ini.
Bicara tentang
jati diri itu sama dengan berbicara tentang sejarah siapa kita yang sebenarnya.
Jika anda ingin memahami siapa jati diri anda yang sebenarnya, maka itu sama
dengan mempelajari sejarah dari mana anda berasal. Memang ini tidak mudah, tapi
inilah salah satu jawabanya.
Lalu untuk apa?
Selain anda akan
menemukan jawaban atas pertanyaan anda tentang siapa anda yang sesungguhnya,
banyak hal yang akan kita dapatkan. Dengan kita tau siapa diri kita, maka kita
akan berjuang untuk mempertahankan harga dan martabat diri kita, bahkan kita
akan membela tahta kita. Bahkan kalau kita menelisik lebih jauh, tidak ada
orang yang sukses tanpa melupakan sejarahnya, tidak ada orang hebat tanpa dia
tahu dari mana dia berasal. Kalu kita bicara lebih jauh lagi, tidak ada bangsa
hebat tanpa ia tau seperti apa sejarah bangsanya.
Inilah kenapa
sejarah bangsa kita, sejarah suku kita, sejarah keluarga kita, sejarah tentang
siapa kita yang sebenarnya, bahkan kita tidak tahu mana cerita yang
sesungguhnya karena cerita satu orang dengan orang berikutnya itu berebda-beda.
Hal ini memang rumit, bahkan sulit. Tapi saat anda menemukan kebenarnya yang
sesungguhnya, maka takjub dan seperti tidak percaya bahwa anda adalah
orang-orang pilihan, maka itulah yang akan anda rasakan.
Kembali saya
tegaskan, sayang hal yang seharusnya sangat kita pedulikan, harusnya kita jaga
dan kita lestarikan seperti ini, hanya sedikit yang sungguh-sungguh didalam
melaksanakannya. Adapun yang tahu seperti enggan menceritakannya. Adapun yang
tidak tahu, seperti tidak ingin mencari tahu.
Tidak heran
kenapa kita sulit atau tidak mudah menemukan jati diri kita yang sesungguhnya.
0 komentar:
Post a Comment